Sabtu, 16 Februari 2013

*_* INDIANE *_*

“Indiane” celutuk sutris mengawali obrolan kami waktu kumpul – kumpul, “indiane?” siapa lagi ini, rasa penasaran alfa. maklum sutri tergolong cowok yang dielu – elukan banyak cewek. “Sutris lagi kasmaran tuh sama dwi wulandari” arif menimpal ucapan sutris “memang siapa sih rif?” “cewek waktu diacara tante retno, tapi kayaknya si wulan gak respon dia, kasian” “gak bisa dianya mau aku ajak waktu melayani tamu diacaranya tante retno, masak dia gak respon.” Balas sutris “Mulai dech perdebatan konyol yang gak jelas
permasalahannya dan gak adanya ujung pangkalnya” alfa mencoba untuk meredam. memang si sutri dan arif yang kebiasaan kalau ketemu seperti itu, ibarat kucing dan anjing.

“Indiane?” seperti apa sih orangnya kok sampai bisa sutris tergila – gia sama dia dan ditolak seperti yang dikatakan arif, padahal kalau pun sutris mau cari cewek juga tidak sulit pikir alfa. Acara khitanan adit putra tante retno temen – temen pada kumpul semua, maklum tante retno sudah kita anggap seperti ibu kedua bagi kami. “indiane kesini gak mbak?” tanya sutris kepada tante retno, “dia nanti kesini agak malaman” jawab tante retno. Jam menujukkan setengah 8 malam, datang bapak – bapak berboncengan dengan putrinya. “Itu indiane datang” bisik sutris keteman – teman. “Oh ini toh orangnya” bisik alfa dalam hati, memamg sih hitam manis dan hitungnya mancung tapi apa istimewanya kok sampai sutris tergila – gila sama dia. Kursi ditata membentuk lingkaran kami duduk bareng – bareng sambil ngobrol – ngobrol diantaranya alfa, agus, sofyan, sutris, arif dan yang pasti si bintang indiane alias dwi wulandari. Ngobrol soal kebiasaan masing – masing, tentang sekolahan dan lain –lain. Sampai pada saatnya alfa bercerita tentang kebiasaannya ikut kegiataan pecinta alam sambil ngeluarkan KTA Cakrapala., diambilah sama dwi sambil tanya – tanya tentang arti dari simbol – simbol yang ada dalam KTA tersebut sambi dilipat – lipat. “gak hargai orang, KTA milik siapa dilipat – lipat” alfa sedikit jengkel melihat KTA nya dirusak. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam dwi pamitan mau pulang sambil mengembalikan KTA milik alfa. Lho kok fotoku gak ada pikir alfa melihat kartu tanda anggota miliknya. “fotonya aku ambil ya mas” ucap dwi sambil berlalu.

Kringgg…… “hallo?” alfa memulai bicara ditelpon “mas alfa ya?” terdengar suara cewek ditelpon. “ini siapa ya?” tanya alfa kepada si penelpon. “dwi mas” jawab si penelpon. “Kok tahu no. telponku dwi?” “kan aku baca ada di KTA mu, sori ya mas yang kemarin fotonya aku ambil, nanti kalau aku main ketempatnya tante retno aku kembalikan.” “ya sudah ga papa”. Selang beberapa minggu dwi pun main ketempatnya tante retno dan mengembalikan fotonya alfa. “waduh fotoku kok sudah ga berbentuk gini” pikir alfa melihat fotonya yang sudah kucel. Mulailah dari situ mereka dekat, dilain hari waktu kumpul – kumpul “fa dapat salam dari dwi” tante retno menyampaikan salam. Meski disitu ada sutris dan yang lain tapi cuma alfa yang dapat salam, “wah sutris patah hati nih” pikir alfa.

Habis maghrib telpon berdering, “hallo” terdengar suara cewek “apa dwi?”  alfa sudah hafal suara dari dwi, “mas besok sore aku minta tolong bisa gak?” “minta tolong apa?” “anterin aku kepucang gading ketempatnya guruku buat ngumpulin tugas” “pucang gading? Rumah dwi kan didaerah kimar, kalau pun mau kepucang gading tinggal naik bis satu jurusan juga bisa” dalam hati alfa bingung. “Nanti aku ketempatmu dulu terus kita barengan ketempat guruku” “ya sudah terserah kamu sajalah” jawab alfa. Keesokan harinya dwi datang bersama temennya asri. Bebarengan dengan itu temen – temen juga pada kumpul ditempatnya alfa. Setelah ngobrol – ngobrol sebentar alfa dan dwi berangkat kepucang gading. Asri dan temen – temen masih ditempatnya alfa, dalam perjalanan alfa sedikit iri sama temen – temennya “asem temen – temen enak ngobrol ditemenin cewek cantik” maklum memang si asri tergolong cantik dan imut – imut. Dalam perjalanan pulang kerumah mulai dech sifat manja cewek minta diperhatiin, “mas besok aku jemput pulang sekolah ya?” “IYA” jawab alfa setengah tidak ikhlas. Dalam perjalanan pulang setelah dijemput dari sekolahan dwi mengatakan “mas masak si asri mengatakan, dwi kok kamu bisa berteman sama orang – orang yang mirip preman?” “alfa hanya nyengir “memang penampilanku mirip buanget kayak preman hehehehe…..” jawab alfa tertawa dalam hati.

Minggu yang mendebarkan, sore itu dwi menelpon ngajak jalan hari minggu ketempat temannya liana yang tinggal dirandu garut mangkang ”mas besok keluar yuk, aku mau ngomong sesuatu” “kemana?” “kerandu garut, tempatnya temenku” “oke”, sesampainya disana yang punya rumah malah ingin keluar sendiri meninggalkan kami. “sori dwi aku mau keluar” jawab liana sesampainya kami disana, “ya sudah ga papa, kita kemana lagi mas?”jawab dwi “pulang saja yuk” ajak alfa “aku gak mau pulang ah, main ketempat teman kamu saja yuk mas?” “kemana? Ayuklah ketempatnya yanto ya dimeranggen” ajak alfa main ketempatnya yanto dimeranggen. Dalam perjalan waktu dijalan supriyadi tiba – tiba dwi berkata “mas aku mau ngomong tapi kamu marah gak?” “mau ngomong, ngomong saja napa mesti marah” jawab alfa pempersilahkan untuk dwi berbicara “mas aku suka sama kamu, mau gak jadi pacarku?” hah, hati alfa kaget kok tiba – tiba mengungkapakan perasaannya. “masak mas sutris, mas arif dan mas sofyan sudah menganggap kamu adik, masak aku menganggap kamu pacar?” jawab alfa karena memang alfa tidak ada perasan sama sekali sama dwi. Sesampainya ditempat yanto kami disambut hangat “silahkan masuk, wah sekarang sudah berani bawa cewek ya fa? Sudah jalan berapa lama?” tanya yanto “1 tahun mas” jawab dwi, alfa hanya cengar – cengir saja lihat ekspersi dwi waktu ditanya – tanya yanto. Setelahnya kami pulang dalam perjalan dwi masih bertanya tentang hal yang sama, “dan akhirnya alfa hanya menjawab aku tidak akan pacaran dulu sebelum aku kerja atau kuliah.”

And, setelah pengungkapan itu status masih mengambang pacaran tidak, tidak juga bukan. Keadaan masih seperti dulu meski dengan itensitas yang berkurang, lambat laun menghilang tanpa ada kabar tanpa adanya komunitasi. Alfa sekarang sudah kuliah 1 tahun berlalu dari kejadian itu, kring kring kring tiba – tiba ada telpon berbunyi di sabtu malam minggu, “hallo bisa bicara sama mas alfa” “siapa ini?” alfa bertanya kepada sang penelpon. “Dwi, ini mas alfa ya?” “yups” jawab alfa “bagaimana kabarnya mas?” “alhamdulillah baik” “mas sekarang rumahku sudah pindah lho, sekarang aku tinggal didaerah kelinci main kesini mas. Kan ini malam minggu sekalian apel” ajak dwi “maaf aku gak bisa keluar rumah” jawaban alfa dari ajakan dwi “napa mas? Sekarang mas alfa apa sudah punya pacar?” “ya gitu dech” jawaban alfa dari penantian dwi wulandari selama ini. Dalam hati alfa tidak tega untuk mengantung dan tidak ingin memberikan harapan2 palsu kepada dwi meski sebenarnya pada saat itu alfa pun belum punya pacar. Setelah kejadian itu alfa merenung “alangkah setianya kau dwi meski 1 tahun berlalu kau masih mengharapkan kepastianku. Dan alfa pun berpikir apa yang kau cari dan inginkan dari wanita, apa kau berharap dapat wanita yang ringan tangan tiap kali kau tidak ada dia akan mencari laki – laki lain? Atau wanita yang suka selingkuh?”

Tidak ada komentar: