“Indiane” celutuk sutris
mengawali obrolan kami waktu kumpul – kumpul, “indiane?” siapa lagi ini, rasa
penasaran alfa. maklum sutri tergolong cowok yang dielu – elukan banyak cewek. “Sutris
lagi kasmaran tuh sama dwi wulandari” arif menimpal ucapan sutris “memang siapa
sih rif?” “cewek waktu diacara tante retno, tapi kayaknya si wulan gak respon
dia, kasian” “gak bisa dianya mau aku ajak waktu melayani tamu diacaranya tante
retno, masak dia gak respon.” Balas sutris “Mulai dech perdebatan konyol yang
gak jelas
permasalahannya dan gak adanya ujung pangkalnya” alfa mencoba untuk meredam. memang si sutri dan arif yang kebiasaan kalau ketemu seperti itu, ibarat kucing dan anjing.
permasalahannya dan gak adanya ujung pangkalnya” alfa mencoba untuk meredam. memang si sutri dan arif yang kebiasaan kalau ketemu seperti itu, ibarat kucing dan anjing.
“Indiane?” seperti apa sih
orangnya kok sampai bisa sutris tergila – gia sama dia dan ditolak seperti yang
dikatakan arif, padahal kalau pun sutris mau cari cewek juga tidak sulit pikir
alfa. Acara khitanan adit putra tante retno temen – temen pada kumpul semua,
maklum tante retno sudah kita anggap seperti ibu kedua bagi kami. “indiane
kesini gak mbak?” tanya sutris kepada tante retno, “dia nanti kesini agak
malaman” jawab tante retno. Jam menujukkan setengah 8 malam, datang bapak –
bapak berboncengan dengan putrinya. “Itu indiane datang” bisik sutris keteman –
teman. “Oh ini toh orangnya” bisik alfa dalam hati, memamg sih hitam manis dan
hitungnya mancung tapi apa istimewanya kok sampai sutris tergila – gila sama
dia. Kursi ditata membentuk lingkaran kami duduk bareng – bareng sambil ngobrol
– ngobrol diantaranya alfa, agus, sofyan, sutris, arif dan yang pasti si
bintang indiane alias dwi wulandari. Ngobrol soal kebiasaan masing – masing,
tentang sekolahan dan lain –lain. Sampai pada saatnya alfa bercerita tentang
kebiasaannya ikut kegiataan pecinta alam sambil ngeluarkan KTA Cakrapala.,
diambilah sama dwi sambil tanya – tanya tentang arti dari simbol – simbol yang
ada dalam KTA tersebut sambi dilipat – lipat. “gak hargai orang, KTA milik
siapa dilipat – lipat” alfa sedikit jengkel melihat KTA nya dirusak. Jam sudah
menunjukkan pukul 9 malam dwi pamitan mau pulang sambil mengembalikan KTA milik
alfa. Lho kok fotoku gak ada pikir alfa melihat kartu tanda anggota miliknya.
“fotonya aku ambil ya mas” ucap dwi sambil berlalu.
Kringgg…… “hallo?” alfa memulai
bicara ditelpon “mas alfa ya?” terdengar suara cewek ditelpon. “ini siapa ya?”
tanya alfa kepada si penelpon. “dwi mas” jawab si penelpon. “Kok tahu no.
telponku dwi?” “kan
aku baca ada di KTA mu, sori ya mas yang kemarin fotonya aku ambil, nanti kalau
aku main ketempatnya tante retno aku kembalikan.” “ya sudah ga papa”. Selang
beberapa minggu dwi pun main ketempatnya tante retno dan mengembalikan fotonya
alfa. “waduh fotoku kok sudah ga berbentuk gini” pikir alfa melihat fotonya
yang sudah kucel. Mulailah dari situ mereka dekat, dilain hari waktu kumpul –
kumpul “fa dapat salam dari dwi” tante retno menyampaikan salam. Meski disitu
ada sutris dan yang lain tapi cuma alfa yang dapat salam, “wah sutris patah
hati nih” pikir alfa.
Habis maghrib telpon berdering,
“hallo” terdengar suara cewek “apa dwi?”
alfa sudah hafal suara dari dwi, “mas besok sore aku minta tolong bisa
gak?” “minta tolong apa?” “anterin aku kepucang gading ketempatnya guruku buat
ngumpulin tugas” “pucang gading? Rumah dwi kan didaerah kimar, kalau pun mau kepucang
gading tinggal naik bis satu jurusan juga bisa” dalam hati alfa bingung. “Nanti
aku ketempatmu dulu terus kita barengan ketempat guruku” “ya sudah terserah
kamu sajalah” jawab alfa. Keesokan harinya dwi datang bersama temennya asri.
Bebarengan dengan itu temen – temen juga pada kumpul ditempatnya alfa. Setelah
ngobrol – ngobrol sebentar alfa dan dwi berangkat kepucang gading. Asri dan
temen – temen masih ditempatnya alfa, dalam perjalanan alfa sedikit iri sama
temen – temennya “asem temen – temen enak ngobrol ditemenin cewek cantik”
maklum memang si asri tergolong cantik dan imut – imut. Dalam perjalanan pulang
kerumah mulai dech sifat manja cewek minta diperhatiin, “mas besok aku jemput
pulang sekolah ya?” “IYA” jawab alfa setengah tidak ikhlas. Dalam perjalanan
pulang setelah dijemput dari sekolahan dwi mengatakan “mas masak si asri
mengatakan, dwi kok kamu bisa berteman sama orang – orang yang mirip preman?”
“alfa hanya nyengir “memang penampilanku mirip buanget kayak preman
hehehehe…..” jawab alfa tertawa dalam hati.
Minggu yang mendebarkan, sore itu
dwi menelpon ngajak jalan hari minggu ketempat temannya liana yang tinggal
dirandu garut mangkang ”mas besok keluar yuk, aku mau ngomong sesuatu”
“kemana?” “kerandu garut, tempatnya temenku” “oke”, sesampainya disana yang
punya rumah malah ingin keluar sendiri meninggalkan kami. “sori dwi aku mau
keluar” jawab liana sesampainya kami disana, “ya sudah ga papa, kita kemana
lagi mas?”jawab dwi “pulang saja yuk” ajak alfa “aku gak mau pulang ah, main
ketempat teman kamu saja yuk mas?” “kemana? Ayuklah ketempatnya yanto ya
dimeranggen” ajak alfa main ketempatnya yanto dimeranggen. Dalam perjalan waktu
dijalan supriyadi tiba – tiba dwi berkata “mas aku mau ngomong tapi kamu marah
gak?” “mau ngomong, ngomong saja napa mesti marah” jawab alfa pempersilahkan
untuk dwi berbicara “mas aku suka sama kamu, mau gak jadi pacarku?” hah, hati
alfa kaget kok tiba – tiba mengungkapakan perasaannya. “masak mas sutris, mas
arif dan mas sofyan sudah menganggap kamu adik, masak aku menganggap kamu
pacar?” jawab alfa karena memang alfa tidak ada perasan sama sekali sama dwi.
Sesampainya ditempat yanto kami disambut hangat “silahkan masuk, wah sekarang
sudah berani bawa cewek ya fa? Sudah jalan berapa lama?” tanya yanto “1 tahun mas”
jawab dwi, alfa hanya cengar – cengir saja lihat ekspersi dwi waktu ditanya –
tanya yanto. Setelahnya kami pulang dalam perjalan dwi masih bertanya tentang
hal yang sama, “dan akhirnya alfa hanya menjawab aku tidak akan pacaran dulu
sebelum aku kerja atau kuliah.”
And, setelah pengungkapan itu
status masih mengambang pacaran tidak, tidak juga bukan. Keadaan masih seperti
dulu meski dengan itensitas yang berkurang, lambat laun menghilang tanpa ada
kabar tanpa adanya komunitasi. Alfa sekarang sudah kuliah 1 tahun berlalu dari
kejadian itu, kring kring kring tiba – tiba ada telpon berbunyi di sabtu malam
minggu, “hallo bisa bicara sama mas alfa” “siapa ini?” alfa bertanya kepada
sang penelpon. “Dwi, ini mas alfa ya?” “yups” jawab alfa “bagaimana kabarnya mas?”
“alhamdulillah baik” “mas sekarang rumahku sudah pindah lho, sekarang aku
tinggal didaerah kelinci main kesini mas. Kan ini malam minggu sekalian apel” ajak dwi
“maaf aku gak bisa keluar rumah” jawaban alfa dari ajakan dwi “napa mas?
Sekarang mas alfa apa sudah punya pacar?” “ya gitu dech” jawaban alfa dari
penantian dwi wulandari selama ini. Dalam hati alfa tidak tega untuk mengantung
dan tidak ingin memberikan harapan2 palsu kepada dwi meski sebenarnya pada saat
itu alfa pun belum punya pacar. Setelah kejadian itu alfa merenung “alangkah
setianya kau dwi meski 1 tahun berlalu kau masih mengharapkan kepastianku. Dan
alfa pun berpikir apa yang kau cari dan inginkan dari wanita, apa kau berharap
dapat wanita yang ringan tangan tiap kali kau tidak ada dia akan mencari laki –
laki lain? Atau wanita yang suka selingkuh?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar