Dji dapat salam dari sri
setyowati, sapa wiwik membuyarkan lamunan adji.
“Sri setyowati?” Tanya adji dalam
hati, “siapa dia?” Tanya adji ke wiwik, “itu lo anak kelas 2B”, masih penasaran
adji kepada sesosok sri setyowati.
Lambat laun adji pun tahu siapa
sri setyowati mesti belum saling kenal, selang 1 tahun akhirnya mereka satu
kelas 3A. mesti mereka sudah satu kelas mereka tak pernah saling sapa atau
berbicara, hanya sesekali adji tegur sapa dengan wiwik yang sudah dulu ia kenal
dan akrab sejak dikelas 2A dulu. Dalam benak adji masih saja bertanya apa
maksud ucapan wiwik dapat salam dari sri setyowati sedang dianya tidak pernah
merasa kenal aku, sampai akhirnya mereka lulus dari SLTP.
1999 3 tahun berlalu, sutrisno
berinisiatif membentuk perkumpulan ORCHID yang tujuannya untuk mengumpulkan
alumni lulusan SLTP ROLA, yang awalnya beranggotakan sutrisno, arif, sofyan,
priyo, adji, dan agus. Pertemuan – pertemuan berlalu dalam 2 minggu sekali,
sampai akhirnya teman – teman alumni pun mendengar kabar kalau ada perkumpuan
alumni ROLA. Anggota pun bertambah dan atas inisiatif sutrisno pula untuk
mengajak sri setyowati bergabung. Dan sejak itu adji mulai dekat dengan sri
setyowati mulai tukar no.tlep dan memberanikan diri main ketempat sri setyowati.
Masih saja pertanyaan dalam benak
adji tentang ucapan wiwik yang dulu meski sekarang adji sudah dekat dengan sri
setyowati. Bertemu yuni teman dekat wiwik waktu di SLTP, adji memberanikan diri
bertanya tentang ucapan wiwik kepada yuni. “Yun, apa sih maksud ucapan wiwik
kalau sri sering kirim salam kepadaku waktu SLTP???” alangkah kagetnya adji
atas jawaban yuni “sebetulnya wiwik ngucapin salam kekamu untuk membuat panas
hati heni karena dia tahu heni ada rasa sama kamu dan wiwik pun ada rasa sama
kamu tapi tidak berani berkata jujur. Dan dia ngucapin kata – kata itu pada
saat heni melintas didepan kamu.” Sejenak adji merenung dan mencoba flash back
kemasa itu.
Hari minggu adji main ketempat
wiwik untuk mengantar undangan perkumpulan, benar juga ucapan yuni ada yang
tidak biasa dari sikap wiwik ke adji. Ketika hendak berpamitan pulang tiba –
tiba wiwik membetulkan kerah baju adji seperti layaknya seorang istri yang
membetulkan baju suaminya yang hendak pergi bekerja. Hari – hari berlalu ada
kesempatan akhirnya adji untuk bertanya atas apa yang pernah wiwik ucapkan
kepadanya. Alangkah kecewanya adji atas jawaban wiwik, “wik, apa maksudmu kalau
sri sering titip salam ke aku sedangkan sri nya sendiri tidak kenal sama aku?” “Tujuanku
sering kirim salam, siapa tahu kamu bisa dekat dengan sri setyowati.” Itu
jawaban dari pertanyaan adji selama ini.
Hari – hari adji lalui bersama
sri dengan mengabaikan keberadaan wiwik, meski pernah adji pertanyakan ucapan
wiwik kepada sri, namun memang sri tidak pernah kirim salam dan penjelasan sri
sama dengan apa yang pernah yuni lontarkan “mungkin wiwik suka sama kamu dji
tapi tidak berani terus terang.” Lulus dari SMK sri memilih meneruskan kuliah
di universitas dian nuswantoro salah satu perguruan tinggi swasta favorit dan
tergolong elit disemarang dan adji memilih untuk tidak melanjutkan kuliah
karena jenuh dengan rutinitas bergelut dengan buku. Selama kedekatan mereka
adji mendapat kabar dari mukhlisin kalau sri setyowati telah dijodohkan “dji
kamu sudah dengar belum kalau sri setyowati sudah dijodohkan dengan seorang
anggota TNI berpangkat serda, dia bertugas diluar kota .” Seketika itu dunia adji bak runtuh
mendengar kabar dari mukhlisin. Adji pun minta penjelasan langsung dari sri
“apa benar kamu sudah dijodohkan?” “aku tidak tahu awalnya dia hanya sekedar
beli sesuatu diwarung bapak, main dan ngobrol – ngobrol saja. Tapi aku tidak
tahu juga kalau tiba – tiba dia datang dengan orang tuanya dan mempertanyakan
aku ke orang tuaku tanpa sepengetahuanku.” Penjelasan sri dengan nada kesal
kepada orang tuanya.
Tahun 2000 adji memutuskan untuk
melanjutkan kuliah disalah satu PTM disemarang setelah 1 tahun vakum dari
rutinitas yang berbau buku. Meski adji sudah tahu kalau sri setyowati sudah
dijodohkan tapi mereka masih tetap melanjutkan hubungan dengan cara backstret
diam – diam dari orang tua sri setyowati. Ditahun 2001 Ada kesempatan mereka untuk keluar bersama
diacara buka puasa bersama ditempat kuliah adji, meski janjian dan berangkat
terpisah hati adji merasa senang bisa keluar bersama untuk melepas rindu.
Datang keacara lebih awal mereka ngobrol – ngobrol tentang keadaan kampus adji
“ini kampusmu dji?” tanya sri “iya” jawab adji “kok berantakkan sekali seperti
sekolah TK?” “maklum kampus baru, umurnya juga baru dua tahun dan aku angkatan
kedua disini. Beda dengan kampus kamu, tempatnya kuliah anak – anak orang
kaya.” ada sedikit rasa dongkol dalam hati adji atas ucapan sri.
Akhir dari cerita cinta, pada
tanggal 20 maret 2002 adji merasa capek dengan keadaan yang tidak menentu dan
tidak ada kejelasan mau dibawa kemana hubungan mereka. “hallo assamualaikum”
”waalaikum salam” jawab sri dengan suara khasnya. “kemana saja dji lama gak ada
kabar, lama gak sms dan ga tlep?” “lagi sibuk” jawab adji sekenanya. “sri aku
mau ngomang sesuatu kekamu, mungkin ini telponku yang terakhir” “memang kenapa
dji?” “aku sudah tidak mau melanjutkan hubungan kita, aku sudah capek menjalani
hubungan seperti ini” “tidak bisa begitu dji, mungkin nanti kalau aku sudah
mandiri dan mampu bekerja sendiri aku mau menolak keputusan orang tuaku” dengan
nada marah sembari menangis sri menjawab pernyataan adji. “meski kita sudah
tidak berhubungan lagi tapi kita kan
masih bisa berteman dji” “tidak bisa, maaf.” Meski sebetulnya dalam hati adji
masih sayang dan cinta kepada sri dan memilih untuk tidak berhubungan sama
sekali takut untuk terluka seandainya tetap berhubungan dengan dia. Dikamar
adji merenungi keputusannya tanpa sadar air matanya menetes merasa kehilangan
sesosok orang yang ia kasihi. Dalam hatinya bergumam “kenapa ujian cintaku
begitu berat?”
Undangan datang lewat agus, tahun
2003 sri memutuskan untuk menikah. Hati adji heran kok menikahnya bukan dengan
orang yang dijodohkan orang tuanya melainkan dengan seorang laki – laki yang
adji belum kenal sama sekali. Hari minggu datang keacaranya ditemani agus, arif
dan sofyan, mungkin kalau adji datang sendiri ia akan menangis ditempat
menyaksikan persandingan sri dengan pria lain. Ada moment yang sedikit membuat hati adji
terhibur, tanpa dikode dan tanpa dikomando semua teman – teman adji termasuk
adji sendiri tidak menyalami orang tuanya pembelai pria. Acara selesai kumpul
ditempat agus “setia kawan ya setia kawan tapi gak harus semua tidak pada nyalami
orang tuanya si pembelai pria juga x.” semua pada tertawa tanpa mereka sadari
memang mereka tidak menyalami orang tuanya dari si pembelai pria.
Hari berganti hari, minggu
berganti minggu, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Tiap kali
bertatap muka waktu berpapasan sri masih saja melemparkan senyuman manis kepada
adji, tanpa tahu arti dari senyuman itu. “biarlah jawaban terjawab dikala
nyawaku sudah lepas dari raga” gumam adji dalam hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar