“koq sekarang jarang kelihatan
sama pacar kamu tri?” tanya playboy kacangan sebut saja namanya Pije kepada
triana gadis polos lugu yang suka kikuk kalau dekat sama cowok, meski
sebetulnya ia tergolong cewek yang seksi, putih dan …….????? Maklum gadis desa,
asal malang
jawa timur yang kesemarang untuk bekerja ditempat tantenya. “sudah putus” jawab
triana sambil clingak – clinguk salah tingkah sendiri. “wah boleh dong daftar
jadi pacar kamu?” sifat iseng sang playboy kacangan beraksi, triana hanya menjawab
dengan menyeringai saja. Pije hanya membalas dengan tersenyum, dalam benaknya
berpikir triana juga tahu kalau aku bercanda.
Selang 1 minggu berlalu setelah
kejadian itu ditempat resepsi pernikahannya wildan. Sabtu sore yang cerah
triana main ketempat kakaknya pije, padahal sebelumnya tidak pernah sama sekali
pun ia tegur sapa apa lagi ngobrol dengan kakanya pije. Masuk kerumah seperti
rumah sendiri, ambil remote nonton tv dan ngobrol dengan kakaknya pije seolah
sudah akrab dan dekat. Malam harinya pije main ketempat kakaknya, maklum
playboy kacangan yang gak punya kecengan kalau malam minggu, “jee, apa kamu
pacaran sama triana?” tiba – tiba tanya kakaknya kepada pije. “memang napa?” jawab santai pije seperti tidak merasa
bersalah “koq tadi sore triana main kesini tumben – tumbenan, sudah itu sok
akrab lagi?” waduh omongan yang kemarin dianggap serius nich, pikir pije dalam
hati. “gak, kemarin waktu ditempatnya wildan aku cuma bercanda kalau aku mau
jadi pacarnya triana.” Jawab pije coba menjelaskan kepada kakaknya.
Minggu kedua, sabtu sore nining
dan triana main kerumah. “je, habis magrib keluar yuk lihat pasar malam
dilapangan depan masjid nurul huda?” ajak nining. “hayuk” jawab pije mengiyakan
sekedar menghargai usaha cewek untuk dekat dengannya, lagain malam minggu ini
gak ngapa – ngapain pikirnya. Meluncur kesana dengan rombongan nining,
purwanto, pije dan triana. Triana terlihat senang bisa keluar dengan pije, tapi
sifat brengsek pije muncul. Bukannya ikut senang – senang malah milih main
ketempatnya dewi, teman yang rumahnya juga didekat lapangan masjid nurul huda.
Minggu ketiga, kring kring tlep
berbunyi “assalamualaikum” “waalaikum salam” obrolan sehabis magrib dimulai.
“lagi ngapain je?” “nonton kartun ditv” dasar katrok malam mingguan bukannya
ngapel malah kayak anak kecil yang masih suka nonton kartun. “ganggu ga?”
“sedikit” klek bunyi tlep ditutup. Tanpa salam tanpa pamit triana mengakhiri
obrolan, sambil mengumpat “dasar cowok bre……., tidak menghargai cewek. Sudah
mau repot – repot tlep malah ditinggal nonton kartun. Dasar cowok baj…..,
anj….” Dilain hari pije bertemu nining dan bertanya napa malam minggu kemarin
triana nelpon. “kamu itu gak hargai cewek, sudah mau nelpon malah ditinggal
nonton tv. Dia marah – marah, padahal dia sudah cerita sama tantenya dan
direstuin.” Hue
sampai segitunya pikir pije.
Setelah minggu ketiga berlalu
triana tidak lagi ganggu pije, tidak lagi main kerumah, tidak tlep atau pun
mampir kerumah kakaknya pije. tapi tiba - tiba ada kabar “antok sudah gila” ungkap ahmad adik
dari tante untari, tante dari triana dan antok adalah suami dari tante untari, dengan
nada marah. “Memang ada apa mas?” tanya pije dengan sikap penasaran, “tadi
malam triana hampir diperkosa” pije hanya terdiam sembari mencoba mencari apa
penyebab kejadian itu bisa terjadi. “mungkin karena tante untari belum punya anak
dan ada penyakit dalam diri tante uci yang menyebabkan ketidak harmonisan dalam
keluarganya yang menyebabkan kejadian itu bisa terjadi seperti gosip – gosip yang
beredar dikampung.”jawab pije dalam hati “keluarga sekarang sudah kumpul buat sidang antok.” Sambil berlalu
ahmad tergesa – gesa. Selang beberapa
waktu berlalu dari kejadian itu triana pulang kampung dan tak pernah terdengar lagi
terdengar kabarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar