Minggu, 10 Februari 2013

TRI_ANA


“koq sekarang jarang kelihatan sama pacar kamu tri?” tanya playboy kacangan sebut saja namanya Pije kepada triana gadis polos lugu yang suka kikuk kalau dekat sama cowok, meski sebetulnya ia tergolong cewek yang seksi, putih dan …….????? Maklum gadis desa, asal malang jawa timur yang kesemarang untuk bekerja ditempat tantenya. “sudah putus” jawab triana sambil clingak – clinguk salah tingkah sendiri. “wah boleh dong daftar jadi pacar kamu?” sifat iseng sang playboy kacangan beraksi, triana hanya menjawab dengan menyeringai saja. Pije hanya membalas dengan tersenyum, dalam benaknya berpikir triana juga tahu kalau aku bercanda.

Selang 1 minggu berlalu setelah kejadian itu ditempat resepsi pernikahannya wildan. Sabtu sore yang cerah triana main ketempat kakaknya pije, padahal sebelumnya tidak pernah sama sekali pun ia tegur sapa apa lagi ngobrol dengan kakanya pije. Masuk kerumah seperti rumah sendiri, ambil remote nonton tv dan ngobrol dengan kakaknya pije seolah sudah akrab dan dekat. Malam harinya pije main ketempat kakaknya, maklum playboy kacangan yang gak punya kecengan kalau malam minggu, “jee, apa kamu pacaran sama triana?” tiba – tiba tanya kakaknya kepada pije. “memang  napa?” jawab santai pije seperti tidak merasa bersalah “koq tadi sore triana main kesini tumben – tumbenan, sudah itu sok akrab lagi?” waduh omongan yang kemarin dianggap serius nich, pikir pije dalam hati. “gak, kemarin waktu ditempatnya wildan aku cuma bercanda kalau aku mau jadi pacarnya triana.” Jawab pije coba menjelaskan kepada kakaknya.

Minggu kedua, sabtu sore nining dan triana main kerumah. “je, habis magrib keluar yuk lihat pasar malam dilapangan depan masjid nurul huda?” ajak nining. “hayuk” jawab pije mengiyakan sekedar menghargai usaha cewek untuk dekat dengannya, lagain malam minggu ini gak ngapa – ngapain pikirnya. Meluncur kesana dengan rombongan nining, purwanto, pije dan triana. Triana terlihat senang bisa keluar dengan pije, tapi sifat brengsek pije muncul. Bukannya ikut senang – senang malah milih main ketempatnya dewi, teman yang rumahnya juga didekat lapangan masjid nurul huda.

Minggu ketiga, kring kring tlep berbunyi “assalamualaikum” “waalaikum salam” obrolan sehabis magrib dimulai. “lagi ngapain je?” “nonton kartun ditv” dasar katrok malam mingguan bukannya ngapel malah kayak anak kecil yang masih suka nonton kartun. “ganggu ga?” “sedikit” klek bunyi tlep ditutup. Tanpa salam tanpa pamit triana mengakhiri obrolan, sambil mengumpat “dasar cowok bre……., tidak menghargai cewek. Sudah mau repot – repot tlep malah ditinggal nonton kartun. Dasar cowok baj….., anj….” Dilain hari pije bertemu nining dan bertanya napa malam minggu kemarin triana nelpon. “kamu itu gak hargai cewek, sudah mau nelpon malah ditinggal nonton tv. Dia marah – marah, padahal dia sudah cerita sama tantenya dan direstuin.” Hue sampai segitunya pikir pije.

Setelah minggu ketiga berlalu triana tidak lagi ganggu pije, tidak lagi main kerumah, tidak tlep atau pun mampir kerumah kakaknya pije. tapi tiba - tiba ada kabar “antok sudah gila” ungkap ahmad adik dari tante untari, tante dari triana dan antok adalah suami dari tante untari, dengan nada marah. “Memang ada apa mas?” tanya pije dengan sikap penasaran, “tadi malam triana hampir diperkosa” pije hanya terdiam sembari mencoba mencari apa penyebab kejadian itu bisa terjadi. “mungkin karena tante untari belum punya anak dan ada penyakit dalam diri tante uci yang menyebabkan ketidak harmonisan dalam keluarganya yang menyebabkan kejadian itu bisa terjadi seperti gosip – gosip yang beredar dikampung.”jawab pije dalam hati “keluarga sekarang sudah kumpul buat sidang antok.” Sambil berlalu ahmad tergesa – gesa.  Selang beberapa waktu berlalu dari kejadian itu triana pulang kampung dan tak pernah terdengar lagi terdengar kabarnya.

Tidak ada komentar: